Ust.Moh.Mas’al,S.HI
SALAH MEMILIH PEMIMPIN MENGANTARKAN INDONESIA KEPADA KEHANCURAN DUNIA AKHIRAT
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا
وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ
كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ ( الأعراف:96)
“Andaikan
penduduk suatu negeri mau beriman dan bertaqwa, maka pasti akan Kami buka
pintu-pintu barakah dari langit dan bumi. Tetapi mereka mendustakan
(ajaran-ajaran Allah), maka Kami azab mereka, karena perbuatan mereka sendiri.”
(QS: Al A’raf/7 :96).
Ayat diatas sudah
sangat jelas dan gamblang memberi informasi kepada kita
bahwa jika suatu bangsa mau mendapatkan kucuran rahmat dan dijauhkan dari
berbagai musibah, maka iman dan taqwa harus dijadikan sebagai nilai tertinggi
dalam pengambilan kebijakan dan keputusan. Tentu saja, itu termasuk dalam
penentuan pemimpin, baik pada tataran keluarga, kelompok, atau pun pada
tataran kenegaraan.
Pemimpin yang beriman dan bartaqwa pasti
bekerja sekuat tenaga menjalankan amanah yang diembannya; mendahulukan
kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi dan golongannya; bekerja
keras untuk menjaga dan membina iman dan taqwa bangsanya; bukan sekedar
berkutat pada urusan dunia semata; bekerja keras mencukupi kebutuhan-kebutuhan
dasar rakyatnya; takut azab Allah di dunia dan akhirat; takut mengambil hak
rakyat; dan menangis jika rakyat susah dan sengsara.
Tugas Pemimpin/Khilafah dalam Islam ada 2
Unsur Pokok :
1.
حراسة الدين (Menjaga agama)
2.
سياسة الدنيا به ( Mengatur rakyatnya dengan Agama sampai
timbul kesejahteraan) lihat kitab Al Islam wal Khilafah oleh DR. Rusydy
Ulyan, dari Bagdad Universaty
-Menjaga Ad-dhin artinya :
1). mengawal Islam
sampai pada Tathbiq/Aplikasinya dari berbagai penyimpangan dan perubahan dari
berbagai pemahahaman yang menyimpang baik dari aspek Aqidah dan Syari’ah, serta
tetap menjelaskan dan menyebarkan kepada semua orang.
2).Mengtathbiq/mempraktekkan
hukum-hukumnya dan mengamalkan keilmuan Islam serta mengawal mereka untuk
sampai pada penegakan hudud Allah,Taat perintah dan menjahui larangan.
- Mengatur
kesejahteraan dengan Agama:
1).Pengaturan
berfokus pada pembelajaran Agama melalui Negara, sebab tujuan ditegakkan hukum
untuk kemaslahatan dan menolak segala bentuk kerusakan dan ini semua tidak akan
terwujud melainkan dengan Agama dan mengamalkannya,baik dalam aspek hukum hudud
Allah,dengan menjahui larangan dan melaksanakan perintah serta mencegah dari
kemungkaran.(Al-Islam wal Khilafah hal.20-21)
Bagi seorang Muslim, memilih pemimpin
berdimensi ibadah; dunia akhirat; bukan sekedar itung-itungan rebutan kuasa
dunia. Berpolitik adalah bagian dari ibadah dan dakwah, bukan untuk
berbangga-bangga akan banyaknya golongan dan himpun harta benda dunia. Karena
itu, pemimpin beriman dan bertaqwa mustilah zuhud – tidak gila dunia – dan
hidup bersahaja; tidak pamer kemewahan di depan rakyat yang sebagian besarnya
masih berkubang dalam belitan kesulitan hidup. Perhatikan ayat berikut sebagai
gambaran kepada kita tentang sosok pemimpin yang layak kita pilih:
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ
وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ
رَاكِعُونَ (55) وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا فَإِنَّ
حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ (56) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا
الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ
مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
( المائدة :57)
55“Sesungguhnya
penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).”
56.”Dan
barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi
penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah SWT itulah yang pasti
menang
57.” Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang
yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara
orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir
(orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul
orang-orang yang beriman. (QS. Al-Maidah/5 :55-57).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا
تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ
يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
( المائدة :51)
Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang
lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim(QS. Al-Maidah/5 :51)
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ
بَعْضٍ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ (
الأنفال:73)
Adapun
orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang
lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah
diperintahkan Allah itu niscaya akan terjadi fitnah/kekacauan di muka bumi dan
kerusakan yang besar.”(QS.Al-Anfal/8 :73)
وَإِذَا أَرَدْنَا أَنْ نُهْلِكَ قَرْيَةً
أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا
تَدْمِيرًا ( الإسراء :16)
Dan jika Kami
hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang
hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan
kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya
perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu
sehancur-hancurnya,”(QS.Al-Isro’/17 :16)
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ...
وَإِنِّي سَأَلْتُ رَبِّي لِأُمَّتِي أَنْ لَا يُهْلِكَهَا
بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ
فَيَسْتَبِيحَ بَيْضَتَهُمْ وَإِنَّ رَبِّي قَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي إِذَا قَضَيْتُ
قَضَاءً فَإِنَّهُ لَا يُرَدُّ وَإِنِّي أَعْطَيْتُكَ لِأُمَّتِكَ أَنْ لَا أُهْلِكَهُمْ
بِسَنَةٍ عَامَّةٍ وَأَنْ لَا أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ
يَسْتَبِيحُ بَيْضَتَهُمْ وَلَوْ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بِأَقْطَارِهَا أَوْ قَالَ
مَنْ بَيْنَ أَقْطَارِهَا حَتَّى يَكُونَ بَعْضُهُمْ يُهْلِكُ بَعْضًا وَيَسْبِي بَعْضُهُمْ
بَعْضًا, (رواه مسلم, كتاب الفتن وأشراط الساعة, باب هلاك هذه الأمة بعضهم ببعض )
Dari Tsauban, ia berkata :Rasulallah saw. Bersabda : … dan sesungguhnya aku telah memohon kepada
Tuhanku untuk umatku agar musim susah/paceklek yang panjang tidak membinasakan
mereka, dan agar tidak memberikan kekuasaan atas mereka musuh selain mereka
sendiri sehingga kekuatan mereka hancur luluh. Dan sesungguhnya Tuhanku
berfirman : Wahai Muhammad ! Sesungguhnya Aku apaila memutuskan suatu putusan,
maka sesungguhnya putusan Ku itu tidak dapat diubah. Dan sesungguhnya Aku
memperkenankan do’amu untuk umatmu, bahwa mereka tidak akan binasa karena musim
penderitaan yang panjang. Dan bahwa Aku tidak akan memberi kuasa kepada musuh
sehingga kekuatan mereka hancur luluh, walaupun musuh bersatu mengelilingi
mereka selain mereka sendiri, kecuali apabila sebagian diri mereka sendiri
membinasakan sebagian (yang lain) dan mereka saling tawan menawan (antar mereka
sendiri) “ (HR. Muslim no. 2889).
عَامِرُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ أَبِيهِ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقْبَلَ ذَاتَ يَوْمٍ مِنْ
الْعَالِيَةِ حَتَّى إِذَا مَرَّ بِمَسْجِدِ بَنِي مُعَاوِيَةَ دَخَلَ فَرَكَعَ فِيهِ
رَكْعَتَيْنِ وَصَلَّيْنَا مَعَهُ وَدَعَا رَبَّهُ طَوِيلًا ثُمَّ انْصَرَفَ إِلَيْنَا
فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
سَأَلْتُ رَبِّي ثَلَاثًا فَأَعْطَانِي
ثِنْتَيْنِ وَمَنَعَنِي وَاحِدَةً سَأَلْتُ رَبِّي أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالسَّنَةِ
فَأَعْطَانِيهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِي بِالْغَرَقِ فَأَعْطَانِيهَا
وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَمَنَعَنِيهَا (رواه مسلم,
كتاب الفتن وأشراط الساعة, باب هلاك هذه الأمة بعضهم ببعض )
Dari ‘Amir bin Sa’ad dari bapaknya bahwa Rasulullah saw, bersabda :
Aku memohon kepada Tuhanku tiga (perkara). Dia memperkenankan dua (perkara) dan
menolak satu (perkara), Aku memohon kepada Tuhanku agar tidak membinasakan
umatku dengan sebab penderitaan musim susah/paceklek yang panjang, maka
diperkenankan, Aku memohon kepada-Nya agar jangan membinasakan umatku dengan
bencana Banjir/tenggelam, maka diperkenankan. Aku memohon agar jangan
membinasakan (umatku) dengan sebab pertentangan antar mereka, maka Dia menolak
permohonanku.”(HR.Muslim
no. 2890)
Dalam Kitab as-Siyasah Syar’iyyah, Syaikhul Islam Ibn Taimiyah mengutip
hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam yang memperingatkan kaum
Muslimin agar berhati-hati dalam memilih pemimpin: “Siapa yang mengangkat seseorang untuk mengelola urusan (memimpin) kaum
Muslimin, lalu ia mengangkatnya, sementara pada saat yang sama dia mengetahui
ada orang yang lebih layak dan sesuai (ashlah) daripada orang yang dipilihnya,
maka dia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR Al-Hakim).
Makalah ilustrasi
dari penulis setelah mentela’ah dari
beberapa kitab berikut:
1.
Al-Islam
wal khilafah” oleh DR.
Rusydi Ulyan
2.
Syarah
As-siyasatu syar’iyyah” oleh Syeh Sholih Utsaimin
3.
As-Siyasatu
Syar’iyyah” oleh Ibrohim bin yahya Kholifah
4.
Al-Madkhol ila Siyasati Syar’iyyah”oleh
Syeh Abdul ‘Ali Ahmad ‘Athwa
5.
Al-Islam
wa ‘audho’una As-Siyasiyyah” oleh Abdul Qodir Auda
6.
Al-Ahkamu
Sulthoniyah” oleh Al Mawardi
Ahad 27 April 2014
Disampaikan pada Pengajian Ahad pagi
Islamic Center Nganjuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar