Bahasa Indonesia VS Bahasa Asing
Sidoarjo-Pelaksaan Ulangan Tengah Progam di Al-fattah berlangsung dengan
tertib. Hal inilah yang menjadi impian para pendidik di pesantren Al-fattah.
Selain ketertiban mereka berharap pula para santrinya mengerjakan ulangan
dengan jujur dan tanpa mencontek, hal ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana
pemahaman para santri atas materi yang telah disampaikan.
Kamis(24/10), merupakan hari ketiga pelaksanaan UTP di Ponpes Al-fattah. Dan
tak seperti biasanya, para guru selaku panitia yang meletakkan pelajaran Bahasa
Indonesia di hari pertama berinovasi dengan meletakkannya di hari ketiga.
Ulangan pun berjalan dengan sangat tenang. Para santri mengerjakan dengan tekun
dan penuh percaya diri. Tak disangka dengan waktu yang singkat, para santri
diseluruh ruang SMA telah menyelesaikan soal.
Sabtu(26/10), tepat pada hari akhir ujian tengah progam hasil ulangan Bahasa Indonesia
ditempelkan. Bagaiman para santri tak terkejut, ulangan Bahasa Indonesia yang
mereka anggap mudah, ternyata mendapatkan hasil nilai yang tertinggal jauh
dibawah KKM. Terlihat dihasil ulangan kelas XII, hampir setengah dari jumlah
mereka mendapat nilai dibawah KKM. Dan bahkan ada salah satu santri dari kelas
XI IPS yang mendapat nilai 18. Hal ini membuat ustadzah Uni Erawanti sebagai
guru Bahasa Indonesia merasa kecewa. Ia yakin soal yang telah ia berikan sesuai
dengan kemapuan para santri, karena materi yang beliau ujikan telah disampaikan
sebelumnya.
''Aku
malu kalau nilai bahasa Asing lebih tinggi dari pada bahasa indonesia. Karena
seakan - akan aku tidak bisa bahasa negara sendiri, padahal bahasa indonesiakan
dipakai untuk percakapan sehari-hari'', tutur Nadiya Nur Cahyani salah satu santriwati
Al fattah dari kelas XI IPA.
Pemberian materi bahasa asing
memang dipandang perlu untuk pendidikan anak saat ini, akan tetapi alangkah
baiknya jika hal itu dibarengi dengan pemantapan pemahaman terhadap bahasa
negara kita terlebih dahulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar